Makna dari rapat organisasi
Mungkin saat ini saya masih miskin pengalaman dalam berorganisasi, namun jika saya puya ilmu walau seayat, pasti saya sampaikan.
Beberapa waktu lalu, penulis dan rekan-rekan se-organisasi (baca: IPM) menghadiri Baksos yang di adakan oleh Anggota Dewan Ayahanda Gafaruddin. Beliau menghadiri Angkatan Muda Muhammadiyah se-Kepri termasuk IPM sebagai organisasi otonom-nya Muhammadiyah (sebut saja, anak buingsunya).
Perkaderan eksternal maupun internal selalu penulis kedepankan, baik itu formally atau informally, dan pada hari itu penulis melakukan perkaderan internal (dalam artian, mengkaderi pelajar sekolah Muhammadiyah dan berasal dari keluarga Muhammadiyah) melalui cara informal, yakni pendekatan pribadi.
cakap punya cakap, penulis bertanya kepada gadis manis itu (sebut saja bunga)
"Kamu suka membaca kan? (kebetulan penulis sedang meminjam salah satu bukunya) kenapa tidak kamu bagi-bagikan melalui forum-forum? ilmu itu harus dibagikan sebelum busuk"
lalu dia menjawab
"Banyak hal yg ku kritisi di sekolah maupun dunia ini, namun yang ku benci dari kritikan adalah dimana kita hanya bisa berkumpul dan selalu rapat rapat dan rapat padahal hanya mengadakan satu acara"
dari situ muncul perasaan remeh terhadap buku-buku yang ia baca, apakah pikirannya sedangkal itu?
lalu apa gunanya buku-buku tebal yang ia baca?
bagi pengunjung dan para pencari makna, sesungguhnya rapat itu bertujuan untuk :
1. Brain Storming (curah pendapat) : meskipun suatu organisasi dalam keadaan jalan di tempat atau sedang bebas agenda, tetap adakanlah rapat, karena yang membedakan aktivis dan non-aktivis adalah aktivis selalu berpikir dan peka terhadap sekelilingnya. rapat bisa dijadikan ajang curhat untuk berbagai ide atau wadah implementasi sebuah gagasan. di dalamnya dapat kita temui bahwa ide kita akan semakin baik dengan variasi dan ekspansi gagasan dan paradigma orang lain.
2. Gagal berencana = merencanakan kegagalan : keputusan rapat tidak akan sempurna hanya dengan satu kali rapat. jika sebuah organisasi yang sedang dirintis pembangunannya maka sebaiknya sering mengadakan rapat yang menjadikan keputusan semakin solid (konsolidasi) dan semakin valid serta rasional untuk diwujudkan.
3. Mempererat ukhuwah / menjalin silaturahim : Perdebatan, silih pendapat adalah hal biasa yang terjadi jika pimpinan berkumpul dalam satu wadah. namun hal inilah yang membuat kita semakin lekat dengan satu sama lain atau bahkan lebih dari satu personal. Pembicaraan dalam rapat atau sidang apapun pasti mengandung unsur informal dalam artian ada obrolan dan wejangan ringan di dalamnya (ice breaking), cara inilah yang semakin merekatkan anggota-anggota/pimpinan di dalam organisasi/komunitas/tim.
4. Ajang Muhasabah diri (Evaluasi) : penulis sebagai aktivis juga mengalami naik-turunnya eksistensi sebuah organisasi dan penulis yakini dalam sebuah struktural organisasi, nama-nama anggota tidak akan betahan dalam kurun waktu 1 tahun ataupun kurang. pasti ada yang tereliminasi, teradisi maupun tersubtitusi. Rapatlah yang membuat sebuah organisasi semakin mengenal anggota-anggotanya, jadi hal yang saya sebutkan di atas adalah sebuah hal normatif yang sulit untuk diabaikan bahkan oleh seorang idealis sekalipun.
keempat hal di atas hanyalah umpan bagi para pencari makna, silakan ditambhkan dan dikurangi apabila ada hal-hal yang tidak pantas untuk dipublikasikan. (ayin)
Komentar