Hijrah..

Sejak tanggal 28 Agustus aku sudah berada di Jogjakarta, meninggalkan kehidupan lamaku di Batam dan orang-orang terkasih.
Tak ada perasaan yang lebih menyedihkan daripada perpisahan di dunia ini.
masih ku ingat isak tangis kekasihku di telpon sehari sebelum kepergianku, bahkan saat keberangkatanku ia tak sanggup melihatku dari terminal keberangkatan, ia hanya mau menungguku di terminal kedatangan. Menantikan kepulanganku..
Masih juga ingat olehku pesan-pesan orang tuaku kepadaku untuk berpegang teguh pada masa depan dan menjaga harga diri serta tegar sebagai perantau. Jarik yang biasa dipakai oleh adikku, diserahkan kepadaku sebagai kenang-kenangan disaat rindu pada mereka. *sambil nangis*
Terima Kasih Ya Allah atas karunia terindahmu di bumi ini, CINTA.

Setelah akhirnya sebulan berlalu dan bahkan lebih, aku tak menyianyiakan setiap waktuku dengan tidur atau hanya menghabiskan uang kiriman dengan jalan-jalan serta pulang malam, kalau bisa sinau, aku tidak ingin jadi hedonis. Uang kirimanku, ku belikan baju untuk kuliah karena meskipun sederhana, bukan berarti rendahan kan?
Juga ku belikan buku-buku dan peralatan mandi yang kubutuhkan untuk merawat dan memperbaiki kualitas fisikku.
yah.. ku akui, kulitku kembali cerah seperti dulu, badanku juga sulit gemuk seperti dulu (walaupun gak kurus)
Begitulah hidup, jangan sampai merugi karena tidak lebih baik dari hari kemarin..

Banyak kabar yang tidak berubah dari Batam, masih sering hujan, demo buruh, anak sekolah yang kreatif namun hedonis, dsb. Namun tak dapat ku elakkan kerinduanku terhadap Kota kecil nan maju itu, apalagi banyak mendengar kabar pernikahan dari kerabat-kerabat yang lebih tua. Hasrat menikahku semakin besar..
Tapi, hidup tak semudah itu.. aku ingin menikah jika aku sudah mampu menghidupi minimal dua orang anak.
meskipun tidak baik menunda hal yang baik, namun begitulah hidup, butuh prinsip.

Mengenai kehidupan kuliahku.. disini aku berjumpa dengan tipikal pelajar atau -- sekarang sudah lebih besar jadi disebut) -- mahasiswa yang menganggarkan uangnya untuk "beli buku, beli makan, main, main, main.."
Bukannya aku tak normal atau tak ingin bermain, bukan juga hidupku jadi terlihat membosankan dengan tidak main, kebahagiaan memang dimiliki oleh semua anak kecil yang suka bermain, namun jika melihat usiaku yang sudah cukup produktif, aku rasa pola pikir bermainku sudah harus di arahkan ke objek yang berbeda dan lebih massif. sedikit berbagi pengalaman saat SMA dulu, saat aku masih aktif-aktifnya berIPM (baca : Ikatan Pelajar Muhammadiyah), aku tak pernah menyesal saat hari sabtu aku berangkat ke KANPORA dan mengikuti seminar sedangkan teman-temanku ke bioskop, meskipun sekarang aku tidak terlalu berambisi untuk aktif kegiatan ini itu karena orang tuaku lebih menginginkan IP 4,00 daripada pertukaran pelajar atau konferensi apapun, aku tetap memiliki jiwa aktivis dan paradigma seorang musyawirin. Nah kegiatan-kegiatan semacam itu dirasa lebih tepat untuk diajak bermain oleh remaja seusia produktif kita ini, apalagi Indonesia sedang tergembor-gembor oleh euforia kewirausahaan yang menuntut kita untuk menjadi pemuda yang tak hanya sekedar kreatif tapi juga inovatif dalam artian tak sekedar menyenangi sebuah hobi, namun juga bisa mendapat profit yang signifikan untuk kehidupan dari hobi tersebut. meskipun sampai sekarang aku juga belum menemukan hobiku untuk dijadikan sesuatu yang profittable tapi aku sudah menemukan potensiku sebagai pengajar, yey! ^-^

Aku jadi teringat sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepadaku yang berbunyi "If you have two events in the same time, which one would you  rather to attend ?"
dan begini jawabanku "Every one have their own passion and they also have Visions and Missions. That's why I'm here to applying Student English Activity Organization, I realize that my passion and mission is to teach English in my environment and my vision is being useful to everyone around me and the answer of your question is, I'll consider which event will be a very useful activity to others and I'll be attended to that event, surely."

Sincerely,
Arin.

PS: hey, this is my face now :)
 


Komentar

Postingan Populer