Bukan cerita sedih...

salam..
sudah lama tak berkunjung ke blog pribadi.

Tiga bulan yang lalu saya menjalani operasi pengangkatan tumor pada kelenjar getah bening saya yang terletak di leher, setelah di biopsi saya terjangkit penyakit TBC Kelenjar dan alhasil saya harus menerima pengobatan rutin selama 9 bulan. (doakan saya berhasil dan tidak gagal 1 haripun ya. saat ini sudah menginjak bulan ke empat)

Impian saya yang sudah tersusun rapi setahun yang lalu, berhijrah ke kota pelajar, menempuh pendidikan di Kampus Matahari Terbit, mendapatkan IP yang mapan, mencanangkan ide usaha, mengikuti courses disana-sini, ahh... tertundalah semua. Saya tidak meminta siapapun untuk membayangkan sakitnya melihat segala impian tertunda, terhimpit oleh keadaan yang seakan tidak memungkinkan, membayangkan sakitnya menatap ketidak yakinan orang tua terhadap kemampuan fisik kita yang semakin menurun, dan membayangkan mengusap air mata kedua orang tua yang telah lama menaruh harapan pada kita. Saya tidak meminta kalian membayangkan sakitnya menjadi tidak produktif dan melihat teman-teman kuliah mengacuhkan keberadaanmu karena terlalu disibukkan oleh setumpuk tugas yang mereka miliki. Hal yang paling menyakitkan adalah saat semua yang mendengarkan kabar mengenai fisikku selalu menurunkan otot bibir dan pipi nya untuk mengasihaniku, bukan saat semua pergi seakan meninggalkanku.

Hal yang paling menyakitkan adalah saat semua yang mendengarkan kabar mengenai fisikku selalu menurunkan otot bibir dan pipi nya untuk mengasihaniku. 

Saat itu mungkin saya terlalu fokus terhadap kuliah-kuliah dari para pengajar, hingga melupakan pentingnya kesehatan, namun tak sedikitpun saya melupakan Allah sebagai Tuhan saya satu-satunya. Jilbab saya kenakan erat-erat. Sholat saya dirikan, Al Quran saya senandungkan. saat vonis ini diberikan, ulu hati, kepala, tangan, seluruh badan saya seakan dihentakkan untuk tertidur dan ditampar untuk sadar dan sejenak mendengar bisikan berbunyi "Beginilah hidup... tidak ada yang bisa kita rencanakan diluar kehendakNya... Ambil saja hikmahnya, Nak..."

TIDAK ADA LAGI WISUDA PADA TAHUN 2016!

Kalimat itu terus terngiang-ngiang ditelinga saya. Bukan hal yang besar, tapi saya membenci hal-hal yang tidak pernah sesuai dengan rencana yang saya siapkan sejak lama.

Setiap detik selalu ku pertanyakan kepada Tuhanku "Untuk apa Shalatku selama ini ? untuk apa keteguhanku terhadapMu selama ini ? kenapa tidak sekalian Engkau ambil saja nyawaku untuk menjadi hambaMu yang patuh 'disana' ?"

Tapi, percayalah pada saya, ini buka cerita sedih. 

Saya menikmati hidup ini, minum obat setiap pagi, menjalani ketidak aktifan saya dan menghabiskan uang saya untuk menyenangkan hati orang-orang disekitar saya.
saya sangat tidak pantas untuk meratapi hal ini terlalu lama, masih sangat banyak yang mengalami hal lebih buruk dibanding saya diluar sana. ketidak mampuan finansial, ketidak mampuan lingkungan, ketidak mampuan fisik dan jiwa.

Tuhan, bukan 1 abad yang ku butuhkan, hanya 1 menit untuk mengatakan, aku bersyukur dan menyanjungmu atas nikmatnya hidup yang telah Engkau berikan untukku. Bukan kesedihan alasanku berada di Bumi Mu. Iya, Tuhan, hamba tahu dan paham sekarang. :')

Saat ini saya dalam keadaan spektakuler. Tolong jangan meratapi nasib saya lebih dari yang saya lakukan. I am definitely fine. Hanya tertunda sebentar dalam mencapai bintang. Karena roket yang saya ciptakan kurang mumpuni.

See ya! ^^



Komentar

Postingan Populer